Kamu punya pacar
yang suka memukul ketika kalian bertengkar? Punya kekasih yang selalu
menyakiti dirinya sendiri untuk menunjukan padamu dia benar-benar
terluka? Berhati-hatilah, mungkin saja dia mengidap penyakit psikologis
bernama masochism dan sadism.
Masochism
dan sadism sendiri berbeda definisi. Masochism adalah penyakit
psikologis yang berwujud pada rasa menikmati kesedihan dan luka. Memang,
perasaan sedih kadang bersifat abstrak dan membingungkan. Dalam
perasaan galau atau sedih, perasaan itu bisa jauh menguasai diri
seseorang daripada perasaan bahagia. Keadaan tersebut menyebabkan
seseorang ingin memukul dinding, menggebrak meja, atau curhat ke orang
untuk menyakinkan pada mereka bahwa dirinya benar-benar terluka dan
merasakan sakit. Setiap orang punya sifat masochism, namun yang
membedakan adalah tingkat pengendalian diri mereka saat sedang emosi.
Pernah curhat
saat patah hati sampai menangis dengan air mata deras? Pernah meninju
dinding hingga tangan cenat-cenut? Pernah menggebrak meja ketika kamu
merasa marah dan terluka? Manusiawi. Normal. Setiap orang pasti pernah
melakukan hal tersebut, ternyata setiap orang memiliki sifat masochism.
Bagian yang abnormal adalah saat sifat itu membuncah dengan liar dan si
pengidap tak mampu mengendalikan emosinya. Masochism juga disebut Self-Harm Disorder yaitu
tindakan seseorang untuk mewujudkan rasa sedihnya yang abstrak menjadi
sesuatu yang terasa nyata. Lebih menyeramkannya lagi, jika penderita
telah mengalami masochism yang parah. Dia rela menyiksa
dirinya sendiri dengan cara memukul dan menjedut-jedutkan kepalanya di
dinding. Kalau kekasihmu bersikap seperti ini saat bertengkar, pikir dua
kali untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Nah, sekarang mari kita membahas tentang sadism. Ini kebalikan dari masochism
sendiri. Definisi sadism adalah penyakit psikologis yang berwujud pada
rasa menikmati perlakuan sadisnya disaat menyiksa seseorang. Orang
seperti ini akan tersenyum puas ketika melihat pasangannya berdarah dan
merintih kesakitan, karena ia menikmati saat-saat ia menyiksa
kekasihnya. Menyeramkan bukan?
Seberapapun menakutkannya masochism
dan sadism tetap saja penyakit psikologis ini dapat disembuhkan.
Beberapa cara menyembuhkannya yaitu dengan Terapi psikoanalitik, Teknik
Behavioral, Penanganan Kognitif, Penanganan Biologis, dan Usaha Hukum.
Mungkin, beberapa di
antara kalian yang membaca ini mempunyai kekasih yang memiliki sifat di
atas. Saran saya, untuk menghadapi dia, kamu harus cukup kuat. Ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan olehmu, salah satunya adalah
memberi dia kesempatan untuk berubah.
Seburuk apapun sifat
dan sikap seseorang, tetap akan mampu diubah jika dia juga ingin berubah
ke arah yang lebih baik. Semua juga ada di tanganmu, dia butuh uluran
tanganmu dan perhatianmu agar perasaannya benar-benar pulih.
Pengidap masochism
dan sadism harusnya tidak dijauhi, jika kau mencintainya dan berniat
mengubah sikapnya, maka lakukan apapun untuk kebaikan kalian berdua.
Kelainan psikologis tersebut bisa saja membuat dia dijauhi oleh
lingkungan sekitar, padahal mereka yang “sakit” hanya butuh untuk
disembuhkan, bukan dijauhi.
Tapi, kalau kamu
tidak cukup tegar untuk menghadapi dia, semua juga ada di tanganmu.
Tergantung dalam pilihanmu juga tergantung pada kelapangan hatinya. Kamu
tak harus memaksakan dirimu untuk terus bersama dia, jika sebenarnya
kamu juga turut terluka. Lebih baik tak bersama jika saat bersama kalian
malah saling menyakiti satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar