Tidak semua hal berhak diurusi, ada yang memang merupakan bagian yang
harus di "konsumsi" dan bagian yang harus diabaikan. Namun, orang-orang
kurang kerjaan selalu mecari celah untuk membuktinya dirinya hidup dan
ada. Dengan cara yang salah dan bodoh, mereka selalu mengutamakan cara
yang mereka anggap benar untuk mengurusi hidup orang lain. Sungguh lucu,
orang-orang seperti ini mencari perhatian dengan cara yang salah.
Mencibir, menganggap dirinya Tuhan, lalu membenarkan semua tindakannya.
Padahal, setiap orang punya kehidupan masing-masing, yang pasti akan
merasa terganggu jika seseorang yang lain memaksa masuk ke dalam
urusannya.
Memang, macam-macam tipe manusia di muka bumi ini. Banyak yang
berganti-ganti topeng, bermulut besar, dan menganggap dirinya benar. Oh,
seberapa nabikah kamu? Tuhankah kamu? Tuhan dan nabi saja perlakuannya
tak separah kamu. Orang seperti ini selalu mengundang tawa, untuk apa ya
dia sibuk mengurusi hidup orang lain? Karena dia kurang perhatian?
Kasihan. Kurang kasih sayang? Kasihan. Mencari perhatian dengan cara
yang salah? Sungguh kasihan.
Ditambah lagi, orang yang selalu merasa dirinya benar, menghakimi segala
perbuatan orang lain yang dianggapnya salah. Kauletakkan di mana
cerminmu kali ini? Kaupecahkan? Atau bahkan cermin muak melihat wajahmu
yang berganti-ganti rupa? Saya mengasihani kamu, sungguh saya
mengasihani kamu. Dengan segala perlakuan bodohmu, dengan perkataan sok
tahumu, dengan tindakanmu yang seperti anak kecil; sungguh hidupmu
membuat saya iba. Saya mengasihani kamu.
Uh, tapi, saya ragu, mungkinkah kamu orang yang baik? Habis, kamu selalu
membawa nama Tuhan ketika ingin membela dirimu. Kauselalu bawa nama
Tuhan untuk memposisikan dirimu seakan-akan benar. Kauubah cerita dengan
versimu sendiri. Kauposisikan dirimu sebagai korban. Sudahlah, kauini
lucu sekali, langka sekali manusia sepertimu. Mengapa kaumerasa memiliki
Tuhan hanya ketika kamu ingin menyindir hidup orang lain? Sudahkan rupa
dan wajah Tuhan tercermin dalam perilakumu?
Aku tahu, kauobsesif kompulsif. Menyukai dengan cara berlebihan. Iya,
hidupmu penuh drama, berlebihan. Seperti sikapmu. Seperti perkataanmu.
Seperti tindakanmu.
Aku juga berlebihan. Mengasihanimu dengan sangat berlebihan.
Aku ingin terus memahamimu sampai kamu tak pantas lagi untuk di kasihani
wihhh kerenn bangett tuuuhhhh
BalasHapus